Skip to main content

Belajar Membaca Bersama Bunda


Related image

Banyak yang belum mengetahui bahwa kemampuan baca tulis kepada anak-anak ternyata memiliki tahapan tertentu. Pada jaman dahulu membaca, menulis, dan berhitung baru mulai diajarkan pada tahun pertama sekolah dasar. Saat itu usia masuk SD yang berlaku secara luas adalah 6,5-7 tahun. Tetapi sekarang, banyak SD yang mensyaratkan anak sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung untuk dapat diterima di sekolah tersebut. Usia memulai pendidikan dasar juga telah bergeser, anak yang belum genap berusia 6 tahun sudah dapat diterima di beberapa SD tertentu. Fenomena ini tidak jarang menimbulkan kepanikan orangtua, ditambah lagi dengan menjamurnya kursus-kursus baca-tulis-hitung yang ditujukan untuk anak usia pra-sekolah. Benarkah anggapan bahwa lebih cepat lebih baik? Kapan sebenarnya anak siap untuk belajar hal-hal di atas?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu mengenal tahapan normal perkembangan membaca dan menulis pada anak. Pada tiap tahapan, ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan bersama anak untuk menunjang perkembangan baca-tulisnya. 

Usia 2-4 tahun (Listening skill's)
Anak usia pra-sekolah masih sibuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya. Perkembangan bahasa terkait erat dengan perkembangan kemampuan membaca di kemudian hari. Pada usia ini, membacakan sesuatu kepada anak sesering mungkin untuk menumbuhkan minat bacanya dan memperluas kosakata. Pada usia ini anak dapat mulai mempelajari keterampilan motorik halus dasar yang diperlukan untuk belajar menulis nantinya (pre-writing skills). Keterampilan-keterampilan tersebut misalnya belajar menarik garis, menggambar lingkaran, dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini. Gunakan alat tulis dengan pegangan gemuk agar lebih mudah dipegang oleh anak.

Usia 4-5 tahun (Pre-reading skill's)
Usia taman kanak-kanak adalah usia yang baik untuk memperkenalkan anak pada dasar-dasar baca-tulis (pre-reading skills): pengenalan huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama (buku dan bulan, tarik dan naik). Bila anak sudah dapat mengeja suku kata (b-a, ba), tidak lama kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana (ibu, sapi, budi). Pada usia ini baik juga untuk memperkenalkan anak pada bagian-bagian buku seperti sampul depan, judul, pengarang, sampul belakang.

Anak mungkin mulai tertarik untuk menulis beberapa huruf dan angka. Ia makin nyaman menggunakan alat tulis. Untuk menunjang keterampilan ini, anak dapat diberikan permainan mencari jalan atau menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka. Pada masa ini, anak cenderung masih kesulitan memegang alat tulis. Mereka membutuhkan alat tulis yang ergonomis (mengikuti teksture tubuh). Beberapa  produk alat tulis terkenal bisa menjadi pilihan untuk memberikan alat tulis yang cocok. Bentuknya yang segitiga dan memiliki banyak warna, membuat anak tak mudah lelah dalam menulis, dan tidak bosan dengan alat tulis.

Usia 6-7 tahun (Belajar membaca dan menulis)
Pada tahun pertama SD, makin banyak kata yang dibaca oleh anak. Anak mulai dapat mengenali kata tanpa harus mengeja terlebih dahulu dan mengerti makna sebagian besar kata dan kalimat yang dibacanya. Pada pertengahan tahun pertama, ia dapat membaca sendiri buku-buku sederhana. Pada usia ini, sediakan untuk anak bacaan yang bervariasi, dapat berupa buku atau majalah. Manfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin.

Usia 7-8 tahun (Belajar membaca tingkat lanjut)
Makin banyak kata dan kalimat yang telah dibaca oleh anak usia ini. Dengan membaca, anak memperluas kosakata dan pengetahuannya tentang dunia di sekitarnya. Anak dapat membaca keras-keras dengan ekspresi dan sudah memiliki preferensi buku atau cerita yang disenanginya. Bila membaca cerita, anak sudah dapat mengidentifikasi tokoh, setting, dan peristiwa-peristiwa di dalamnya. Pada akhir masa ini, biasanya anak sudah dapat membaca sendiri dengan lancar.

Usia 8 tahun ke atas
Setelah usia 8 tahun, anak sudah mahir mempergunakan keterampilan membacanya untuk belajar baik di dalam maupun di luar sekolah. Pada usia remaja, anak sudah mengerti sepenuhnya apa yang dibacanya. Jenis bacaannya pun bervariasi, mulai dari fiksi hingga nonfiksi.

Image result for kid reading

Selain tahapan kemampuan membaca, orang tua juga perlu mengenali tipe anak dalam belajar. Beberapa anak memiliki motivasi untuk belajar membaca karena mencontoh anak lain yang mungkin dilihatnya sedang membaca, atau anak mungkin tertarik dengan gambar pada buku sehingga menjadi penasaran dengan cerita dalam buku tersebut. Menciptakan suasana yang kondusif untuk menstimulasi keinginan anak agar termotivasi untuk belajar membaca, sangat membantu orang tua agar tidak perlu susah payah dalam mengajari anak membaca, karena motivasi yang besar akan memudahkan pemahaman anak dalam tahapan pembelajaran.

Perlu diketahui secara khusus, bahwa memaksakan anak untuk mampu membaca pada usia yang terlalu dini akan mengakibatkan anak kehilangan motivasi alamiah sebagai suatu modal belajar yang sangat penting untuk tahap belajar selanjutnya, sehingga akan menyulitkan orang tua apabila akan memperkenalkan anak pada jenis pembelajaran lain seperti berhitung dan menulis.

Orang tua terkadang membuat perbandingan yang tidak adil dalam melihat kemampuan belajar anak. Anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan, struktur keluarga serta perhatian orang tua yang berbeda-beda, sehingga sebaiknya orang tualah yang seharusnya melakukan introspeksi diri terhadap pembelajaran yang diberikan di rumah, bukan justru mencari kesalahan dan kekurangan anak atau bahkan menganggapnya sebagai suatu aib.




(Dari berbagai sumber)

Comments