Selama ini tanpa kita sadari, banyak sekali zat tambahan
pada makanan kita. Zat-zat tambahan tersebut dapat berupa penguat rasa, pemberi
aroma, pemberi warna, ataupun pengawet. Salah satu zat pewarna yang sering
digunakan adalah tartrazin.
Tartrazin atau Yellow 5 atau C.I.29140 atau E102 adalah bahan pewarna sintetik yang digunakan secara luas untuk memberikan warna kuning pada bahan makanan maupun minuman. Bahan ini juga sering dikombinasikan dengan Brilliant Blue FCF (suatu bahan pewarna) untuk memberikan gradasi warna hijau. Tartrazin banyak terdapat pada produk makanan, minuman, mie instant, pudding, serta permen bahkan makanan hewan. Tartrazin juga digunakan sebagai bahan tambahan pada shampo, produk kosmetik bahkan beberapa vitamin dan obat-obatan. Tartrazin telah dilarang penggunaanya di Austria dan Norwegia. Sejumlah negara di eropa juga telah menginformasikan kemungkinan efek sampingnya. Namun, di Amerika Tartrazin masih digunakan secara luas.
Tartrazin atau Yellow 5 atau C.I.29140 atau E102 adalah bahan pewarna sintetik yang digunakan secara luas untuk memberikan warna kuning pada bahan makanan maupun minuman. Bahan ini juga sering dikombinasikan dengan Brilliant Blue FCF (suatu bahan pewarna) untuk memberikan gradasi warna hijau. Tartrazin banyak terdapat pada produk makanan, minuman, mie instant, pudding, serta permen bahkan makanan hewan. Tartrazin juga digunakan sebagai bahan tambahan pada shampo, produk kosmetik bahkan beberapa vitamin dan obat-obatan. Tartrazin telah dilarang penggunaanya di Austria dan Norwegia. Sejumlah negara di eropa juga telah menginformasikan kemungkinan efek sampingnya. Namun, di Amerika Tartrazin masih digunakan secara luas.
Menurut The
American Academic of Paediatrics Committee on Drugs, tartrazin dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, diantaranya adalah resiko tumor pada kelenjar tiroid, lymphocytic
lymphomas, serta kerusakan kromosom. Pada 1 April 2013, Code of
Federal Regulation juga telah mengumumkan bahwa penggunaan tartrazine harus disertai
label peringatan bahwa penggunakan zat pewarna tersebut dapat mengakibatkan
rekasi alergi seperti asma.
Food Standards Agency (badan pengawas obat
dan makanan di Inggris) pada tahun 2008 mengumumkan bahwa penggunakan pewarna
makanan (termasuk diantaranya tartrazin) dapat mengakibatkan perubahan
perilaku diantaranya menurunnya konsentrasi, perilaku impulsif (meledak-ledak)
serta aktifitas yang relatif susah dikendalikan. FSA merekomendasikan untuk
menghindari dan membatasi konsumsi makanan yang mengandung tartrazin bila
seorang anak mengalami gangguan hiperaktif.
Journal
of Clinical Psychiatry edisi Juli 2006 mempublikasikan sebuah studi mengenai
keterkaitan antara alergi makanan dan atau zat tambahan dalam makanan yang dapat
mengakibatkan intoleransi (hilangnya efek) terhadap obat-obatan psikotropika. Dari
2210 pasien diberikan obat yang mengandung tartrazine, 83 mengalami reaksi
alergi, dan semuanya tidak memberikan reaksi alergi terhadap obat yang tidak
mengandung tartrazine. Para peneliti membuktikan juga bahwa pada pasien yang mengalami
hipersensitivitas terhadap obat, alergi terhadap tartrazine harus di test dan
obat-obatan tersebut harus diganti dengan yang tidak mengandung tartrazine. Selain
itu tartrazine juga telah dikaitkan dengan sejumlah gejala diantaranya
pandangan yang kabur, migrain, kelelahan dan kecemasan, dan juga kerusakan kromosom
yang dapat menjadi cikal bakal terjadinya kanker.
Sulit memang menghadapi kenyataan bahwa kita telah dikepung dengan komersialisasi makanan instan yang tersedia dimana-mana. Bahkan bagi beberapa orang, mie instan bahkan sudah menjadi makan pokok yang dikonsumsi lebih dari satu kali dalam sehari. Mudah-mudahan pengetahuan ini membuka wawasan anda agar dapat melindungi orang terkasih disekitar anda.
(Dari berbagai sumber)
(Dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment